Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Kebenaran Lebih Berhak Untuk Dilaksanakan

Jumat, 30 September 2011

Adakah Syarat “Laa ilaha illallahu”?

السؤال: أحسن الله إليكم وبارك فيكم السائلة من الأردن في سؤالها هذا تقول يا فضيلة شيخ محمد ما هي شروط لا إله إلا الله وضحها لنا
يا شيخ؟

Moderator program Nur ‘alad Darbi mengatakan, “Semoga Allah memberi kebaikan dan keberkahan untuk anda. Ada seorang penanya dari Yordania mengajukan pertanyaan sebagai berikut ‘Apa sajakah syarat laa ilaha illallahu? Tolong jelaskan!’

الجواب
الشيخ: لا تحتاج إلى شروط توضح

Jawaban Syaikh Ibnu Utsaimin, “Laa ilaha illallahu tidak memerlukan syarat yang memperjelas maksud kandungannya.

واضحة بنفسها لا إله إلا الله يعني لا معبود حق إلا الله يجب أن يشهد الإنسان بذلك بقلبه ولسانه وجوارحه

Kalimat tauhid itu sudah jelas dengan sendirinya. Makna laa ilaha illallahu adalah tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah. Seorang muslim wajib memberikan persaksian tentang hal tersebut dengan hati, lisan dan anggota badannya.

فبقلبه يعتقد اعتقادا جازما أنه لا معبود حق إلا الله وأن جميع ما يعبد من دون الله فهو باطل كما قال تعالى (ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ)

Pertama adalah menyakini dengan kuat di dalam hati bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan segala yang disembah selain Allah adalah sesuatu yang sebenarnya tidak berhak untuk disembah, sebagaimana firman Allah yang artinya, “Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah sesembahan yang haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka sembah selain Allah, itulah yang batil. Dan sesungguhnya Allah, Dialah yang maha tinggi lagi maha besar” (QS al Hajj: 62).

ثانيا أن يقول ذلك بلسانه مادام قادر على النطق لأن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال (حتى يشهدوا ألا إله إلا الله) فلابد من النطق لمن كان قادرا عليه فأما الأخرس فيكتفى باعتقاد قلبه

Kedua, laa ilaha illallahu tersebut diucapkan dengan lisan selama orang tersebut adalah orang yang mampu mengucapkannya karena Nabi mengatakan ‘Sampai mereka mau bersyahadat laa ilaha illalllahu’. Jadi harus ada ucapan bagi orang yang mampu mengucapkannya. Untuk orang yang bisu, cukup dengan keyakinan hati mengenai la ilaha illallahu tanpa perlu mengucapkannya.

ثالثا لابد من تحقيق هذه الكلمة وذلك بالعمل بمقتضاها بألا يعبد إلا الله ولا يصرف شيئا من أنواع العبادة لغير الله

Ketiga, kalimat tersebut harus memiliki wujud nyata. Caranya dengan mengamalkan isi kandungannya dengan tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah dan tidak beribadah kepada selain Allah.

فمن أشرك بالله ولو شركا أصغر فإنه لم يحقق معنى قول لا إله إلا الله ومن تابع غير الرسول عليه الصلاة والسلام مع مخالفته للرسول صلى الله عليه وعلى آله وسلم فإنه لم يحقق معنى لا إله إلا الله ولهذا كان النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم يكتفي بقول لا إله إلا الله حتى فيما يظن الإنسان أنه قال غير مخلص بها

Siapa saja yang menyekutukan Allah meski dalam bentuk syirik kecil maka dia adalah seorang yang tidak mewujudkan makna laa ilaha illallah secara nyata. Orang yang mengikuti selain Rasulullah atau menyelisihi ajaran Rasulullah adalah orang yang tidak mewujudkan makna kandungan la ilaha illallah secara nyata.

فلهذا نقول لابد من النطق بها باللسان والعمل بمقتضاها بالأركان والاعتقاد بمعناها ومدلولها في الجنان أي في القلب.

Oleh karena itu kami tegaskan agar laa ilaha illallahu itu bermanfaat maka harus diucapkan dengan lisan, isi kandungannya dipraktekkan di alam nyata dengan menggunakan anggota badan dan menyakini isi kandungannya dengan hati”.

Sumber:


Artikel  www.arjunaliasibnuhaddad.blogspot.com 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger