Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Kebenaran Lebih Berhak Untuk Dilaksanakan

Kamis, 29 September 2011

Baca Tempatmu Sebelum Engkau Meledakkan !

Petasan atau mercon, sensasi yang menyemarak ketika datang bulan yang mulia ini, bagaikan budaya di kalangan segelintir masyarakat di Indonesia. Suatu hal yang sangat disayangkan terjadi di tengah syabab (pemuda) bangsa yang seharusnya mengisi bulan suci ini dengan menuntut ‘ilmu dan banyak beribadah sesuai tuntunan Rasul-Nya, namun malah terlena oleh kesenangan sejenak. Saudara-saudaraku mari kita melihat bagaimana tinjauan agama Islam akan hal ini.

Kita perlu memperhatikan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud : “Para sahabat sedang dalam perjalanan bersama Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, lalu mereka beristirahat di suatu tempat. Saat itu ada seorang kaum muslim dalam rombongan tersebut tidur dibawah sebatang pohon, lalu datang teman-temannya ingin mengejutkannya dengan cara mengambil tombak miliknya. Ketika diambil tombaknya tersebut, maka terkejutlah sahabat yang tidur tadi sehingga orang-orang disekitarnya tertawa-tawa. Rasul-pun bertanya : apa yang membuat kalian tertawa? Mereka menjawab : tidak ada wahai Rasulullah, kecuali kami hanya mengambil tombaknya saat ia tertidur sehingga ia terbangun dan terkejut, maka kami tertawa-tawa. Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda : “Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim lainnya.”

Berkata Imam Asy-syaukani dalam Naulil Author : hadits ini menunjukkan tidak boleh menakut-nakuti seorang muslim, sekalipun hanya bersenda gurau.

Ini merupakan dalil pengharaman menakut-nakuti (mengejutkan) kaum muslimin, meskipun hanya bersenda gurau. Sensasi apalah yang dirasakan ketika melihat dan mendengar mercon itu meledak, namun kita dihukumi berdosa, bukankah tempatnya dosa adalah neraka? Apakah kita telah melupakan mati dan hari pertanggung jawaban?

Subhanallah, tahukah kita bahwa islam mewajibkan kita untuk mawas diri akan keselamatan diri sendiri dan saudara seagama kita? Wahai saudara-saudaraku, berikut terdapat sebuah hadits yang menakjubkan tentang bagaimana Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam menjaga nyawa seorang muslim. Baca dan dengarlah dengan hati sebelum membaca dan mendengar dengan mata dan telinga.
Dari Abu Hurairah -semoga Allah meridhainya- ; Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda : “Janganlah salah seorang dari kamu mengarahkan senjatanya kepada saudaranya, sesungguhnya dia tidak tahu. Bisa jadi syaithan itu mencabut senjata itu dari tangannya lalu mengenakannya, sehingga mencampakkan dia ke dalam liang neraka.” (Muttafaq ‘alaih)

Wahai kaum muslimin, kalau menakut-nakuti itu saja tidak boleh, bagaimana dengan bom yang sedahsyat itu diledakkan di dua hotel di Jakarta yang tidak diragukan lagi di sana banyak kaum muslimin sehingga menumpahkan darah mereka dan membuat mereka dihantui oleh ketakutan, tentu hukumnya lebih besar lagi.
Dari Jabir bin Abdillah ; “seorang pria berjalan di dalam masjid sedang menyandang banyak anak panah yang mata panahnya keluar(nampak), lalu Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam memerintahkan untuk menutup mata panahnya itu agar tidak mengenai kaum muslimin.” (Muttafaq ‘alaih)

Sampai seperti itu Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam kita, kaum muslimin. Kalaulah petasan ini adalah masalah yang sepele, bagaimanalah hukumnya dengan peledakan bom yang mereka namakan jihad itu?
Dari Ibnu ‘Umar -semoga Allah meridhai keduanya- ; Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa yang mengangkat/mengarahkan senjatanya kepada kami, tidak termasuk golongan kami” (HR. Bukhori dan Muslim)

Jika Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam saja berlepas diri dari perbuatan tersebut, maka wajib bagi setiap muslim yang mengaku mengikuti Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam berlepas diri dari aksi-aksi teror dan perbuatan-perbuatan tersebut apapun namanya, meskipun dinamakan Jihad oleh manusia.

Dari Ibnu ‘Umar : Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam : “Seorang muslim itu senantiasa berada dalam kelapangan urusan agamanya selama dia tidak menumpahkan darah yag haram” (HR. Bukhori)
Berkata Ibnu ‘Umar : Sesungguhnya termasuk kebinasaan yag tidak ada jalan selamat darinya, yaitu orang yang mencampakkan dirinya dalam kebinasaan dengan menumpahkan darah yang haram untuk ditumpahkan.
Dari Buraidah -semoga Allah meridhainya- ; Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda : “membunuh seorang muslim itu lebih berat di sisi Allah daripada lenyapnya dunia ini” (HR. An-Nasa’i)

Lihat betapa mahalnya kita, namun tidak dibenarkan pula membunuh kafir yang dalam perjanjian, karena yang boleh dibunuh adalah kafir yang mengangkat pedangnya kepada kita(kaum muslimin) sebagaimana hadits berikut.

Dari ‘Ali bin abi tholib ; Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam : “Jaminan keamanan  sorang muslim kepada orang kafir itu satu (sama), apabila ada seorang muslim yang menjamin seorang kafir, maka muslim yang lain harus menjaga perjanjian tersebut. Satu dengan yang lainnya berusaha menjaga perjanjian tersebut, barangsiapa yang mengkhianati perjanjian tersebut maka atasnya laknat Allah dan malaikat dan seluruh manusia. Allah tidak menerima di hari kiamat darinya emas ataupun perak.” (Muttafaq ‘alaih)

Para ulama menjelaskan makna jaminan dalam hadits ini adalah bila seorang kafir dijamin keamanannya oleh seorang muslim, maka haram bagi kaum muslimin untuk membunuhnya, merampas hartanya, menterornya, dan sejenisnya. Bahkan diwajibkan bagi kaum muslimin menjaga keamanan dan ketentramannya sesuai dengan perjanjian.

Ini merupakan bantahan terhadap aksi-aksi terror yang marak akhir akhir ini. Disebutkan dalam sebuah kisah dalam perjanjian hudaibiyah yang isinya bahwa kaum muslimin tidak boleh melaksanakan umrah pada tahun itu dan harus menyerahkan seluruh kaum musyrikin yang ditawan kembali kepada kaum musyrikin, sedangkan tawanan muslim pada kaum musyrikin tidak boleh dikembalikan. Dan seluruh sahabatpun marah dan tidak menerima perjanjian yang ada, sampai-sampai ketika Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam memeritahkan untuk menyembelih hewan, tidak ada satupun dari kalangan para shahabat melakukannya. Namun merekapun tetap bersabar, sampai tiba buah hasil yang sangat bermanfaat bagi kaum muslimin setelah terlaksananya perjanjian tersebut dimana Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bisa mengembangkan sayap dakwahnya ke negri-negri, kabilah-kabilah, sehingga pada waktu itulah ‘Umar berkata : “Wahai manusia, tuduhlah otak-otak pendapatmu dalam masalah agama ini, karena sesungguhnya mengikuti wahyu adalah kemashlahatan(kebaikan) yang sangat besar.”

Nah di sini, banyak kaum muslimin ketika melihat dalil Qur’an atau Hadits atau keduanya, jika bertentangan dengan pendapatnya maka ditolak dan menganggap tidak sesuai dengan zaman dan alasan macam-macam untuk menolak kemutlakannya. Padahal para sahabat telah membuktikan kebenaran keduanya dalam kehidupan. Dan inilah salah satu sebab penyimpangan-penyimpangan dalam agama, yaitu ingin bermudah mudah dalam beragama. Wallahi saudaraku, syariat itu mudah namun yang tidak boleh adalah bermudah-mudah, karena Allah telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 185 :
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”

Syaikh Al-Utsaimin berkata : “Semangat dalam beribadah tanpa ‘ilmu adalah hanya perasaan-perasaan saja bagaikan angin rebut.”

Pada dasarnya, pelaku bom bunuh diri lebih mendahulukan semangat daripada ‘ilmu, sehingga tak bermanfaatlah ibadah tersebut. Semoga sisa-sisa calon pelaku bom bunuh diri (baca : pengantin) agar mau rujuk kepada sunnah yang haq ini, dan lebih mendahulukan ‘Ilmu serta bersabar dalam bersikap menanggapi gonjang-ganjing dalam agama islam dewasa ini.

Itulah sedikit-banyak tentang petasan dan hubungannya dengan aksi teror. Maka dari itu, kami mengajak untuk Syabab agar lebih banyak menuntut ‘Ilmu dari pada mendahulukan semangat yang kebanyakan Syabab kita di Indonesia lalai darinya, sehingga ikut dalam jaringan-jaringan tersebut yang lebih mendahulukan semangat dan angan-angan surga tanpa menuntut ‘Ilmu. Akibatnya mereka tidak tahu hukum dan bagaimana syariat Allah atasnya, padahal hadits-hadits diatas ada di Shahih Bukhari dan Muslim yang banyak beredar di pasaran. Semoga Allah melindungi kita dari hal-hal negatif di atas.

Allahulmusta’an, Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh…..

Dikutip dari : Dauroh Bersama Abu Zubair Al-Hawaariy

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger